Satu jam setelagh olahraga,
tingkat permeabilitas membrane sel meningkat tajam. Akibatnya bias merusak
jaringan. Olahraga memang membuat tubuh menjadi bugar. Tapi berolahraga tanpa
pedoman fisik yang benar ternyata bias merugikan kessehatan tubuh. Bahkan bila
dilakukan dengan intensitas tinggi dalam waktu lama, latihan fisik itu dapat
mengakibatkan kerusakan jaringan.
Pada sebuah penelitian pada 30
orang relawan. Respondennya teridri dari 19 sampai 30 tahun. Mereka dibagi
dalam dua kelompok. Kelompok pertama melakukan latihan aerobic atau latihan
ringan dengan sepeda ergometer selama setengah jam. Sedangkan yang lainnya
melakukan latihan anaerobic yang lebih berat, yaitu mengayuh sepeda ergometer
sekuat-kuatnya sehingga respon denyut jantung di atas denyut jantung defleksi.
Usai latihan dan pendinginan.
Ditemukan kadar asam laktat darah(ALD) meningkat sampai 59% . meningkatnya
kadar ALD membuat permeabilitas membrane sel menigkat. Akibatnya bahan-bahan
yang semestinya tidak boleh melewati membrane sel dapat bebas keluar masuk sel.
Pengaturan lalu lintas zat dari luar dan dalam sel jafi tak terkontrol dan bias
mengakibatkan kerusakan jaringan. Semakin tinggi intensitas latihan fisik,
semakin banyak senyawa oksidan reaktif (SOR) yang tidak dapat dinetralisasi
oleh oksidan yang ada dalam tubuh artinya makin tinggi tingkat kerusakan
jaringan.
Kerusakan jaringan tubuh terlihat
dari meningkatnya kadar enzim creatine phosphokinase (CPK) dan lactic
dehydrogenase (LDH) dua enzim yang menjadi tanda rusaknya membrane sel. Dalam
penelitian tersebut didapati peningkatan kedua enzim itu mulai menit kelima
stelah menjalani senam aerobic dan terus bertambah hingga mennit ke-60. Pada
latihan aerobic, peningkatan enzim ini hanya mencapai 20-36% pada menit ke 60,
serta pada anaerobic peningkatan menjadi 60%
Ini berarti tingkat permeabilitas
membrane sel sangat tinggi setelah latihan fisik. Semakin tinggi intensitas
latihan fisik, semakin tinggi produksi SOR, maka makin parah kerusakan pada
jaringan. Enzim-enzim yang menandai kerusakn pada jarring ini paling banyak
ditemukan dalam otot. CPK ditemukan pada otot rangka, sedangkan LDH ditemukan
pada otot jantung, rangka dan hati
Sebenarnya beban latihan fisik
yang tinggi akan meerangsang sel otot rangka. Ini akan merangsang pula system
antioksidan pada otot-otot, baik tipe cepat maupun lambat. Makin terlatih
seseorang, makin tingi respond an dan kapasitas antioksidannya. Masalhnya
bagaiman menyussun program latihan yang dapat meningkatkan kondisi fisik dan
kemampuan system antioksidan, tanpa harus mengabaikan perusakan jaringan yang
diakibatkannya
Karena itu frekuensi dan lamnya
latihan olahraga harus dipikirkan para pelatih agar tidak terjadi akumulasi
kerusakan jaringan. Bagi atlet yang sedang mengikuti perlombaan berantai dan
berlangsung dengan intensitas tinggi seta perlu waktu lama, dapat
dipertimbangkan pemberian vitamin-vitamin tertentu. Antara lain vitamin C, E,
dan A (beta karoten) dengan mengkonsumsi bahan-bahan ini, tubuh atlet akan
terlindungi dari kerusakan jaringan akibat olahraga dengan beban fisik berat
seperti lari jarak dekat dan balap sepeda. Tapi untuk mengetahui jumlah vitamin
antioksidan yang tepat, tanpa menghambat respond dan adaptasi system
antioksidan tubuh, masih diperlukan penelitian lebih lanjut.
Pembinaan atlet selama ini hanya didasarkan pada indicator biologis yang
berkait dengan kinerja fisik saja, seperti kemampuan neuromuskuler,
kardiovaskuler, respirasi dan metabolism energy. Sedangkan indicator biologis
yang berkaitan dengan kesehatan jaringan jarang diperhatikan.
Akibat mengabaikan indicator
kesehatan jaringan itu, tidak hanya merugikan masa depan atlet. Prestasinya
juga bias merosot karenanya. Untuk menghindari kerusakan jaringan, ia
menganjurkan agar latihan fisik dilakukan dengan mematuhi prinsip-prinsip dasar
latihan. Harmonisasi antara intensitas, dursi, frekuensi dan jenis latihan
harus disusun sedemikian rupa agar tidak berdampak pada rusaknya jaringan.
Intensitas fisik harusnya dibarengi dengan durasi atau frekuensi latihan yang
rendah. Bila diabaikan niat tubuh bigar, malah bisa membuat badan menggelepar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar